Minggu, 22 Juli 2012

Dokar

Di masa lalu, dokar itu transportasi tradisional yang sangat populer di kalangan masyarakat baik siswa, guru, dosen, bahkan orang kaya dan para bangsawan suka naik kendaraan ini. Itu karena tidak ada transportasi mekanik saat itu. Para kusir dokar harus memiliki kemampuan khusus karena tidak semua orang dapat mengontrol kuda berjalan sehingga kuda bersedia mengikuti instruksi dan pergi kemanapun kusir yang diinginkan.



Saat ini, dokar adalah sarana langka transportasi serta warisan budaya yang terancam punah. Untuk menjaga kelestariannya agar tidak punah, ada kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah setempat agar pengoprasian dokar itu dapat dilakukan. Seperti kita lihat di daerah Legian dan Kuta.

Selain jalan kaki, cara terbaik menikmati indah dan gemerlapnya suasana di Legian dan Kuta, ada cara lain yang cukup asyik. Yaitu naik dokar atau delman.

Jalan pakai kendaraan sudah sangat lumrah dan terlalu biasa. Naik Dokar ini bisa memberi kesan menarik. Jalannya yang lambat memungkinkan kita leluasa menikmati keindahan suasana malam di sini. Wisatawan asing pun bisa menjadi tontonan menarik juga bagi kita-kita.

Suasana Legian yang lengkap dengan berbagai toko-toko yang menjual berbagai busana, kerajinan atau pernak-pernik dan juga suasana dentuman musik di depan bar-bar bisa menambah daya tarik.
Di Legian, kita bisa melihat Ground Zero yang biasanya selalu dipadati pengunjung.

Rute yang dilalui biasanya di sepanjang jalan pantai Kuta, Jalan Melasti hingga Legian. Kita bisa juga mencoba menuju jalan Kartika Plaza yang terkenal akan hotel-hotelnya di pinggir pantai.

Oh ya, dokar-dokar ini biasanya mangkal di seputaran jalan Pantai Kuta atau ada juga yang keliling mencari penumpang di sepanjang rute-rute biasa itu.

Tertarik? atau punya pengalaman sendiri naik dokar di Bali?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar