Selasa, 12 Juni 2012

Pura Dalem Ped

Terdapat Pura menarik dibangun di pulau batu kapur kering Nusa Penida. Keberadaan Pura ini memiliki korelasi kuat dengan cerita pulau berhantu. Pura yang berada di sisi pantai di sebelah utara jalan utama dan 50 meter dari tepi laut, yang disebut Pura Dalem Ped.



Banyak pengunjung datang dari Pulau Bali untuk berdoa kepada Tuhan dan Bathara yang diyakini berstana di Pura ini, kegiatan ini berlangsung hampir setiap hari terutama pada bulan purnama atau bulan baru, terdapat beberapa hari yang khusus yaitu Odalan di Pura Dalem Ped. Odalan adalah hari untuk merayakan hari dibangunnya sebuah bangunan suci yang terjadi setiap 210 hari sekali sesuai dengan kalender Bali.

Odalan di Pura Dalem Ped biasanya diadakan selama tiga hari untuk memberikan waktu yang cukup bagi pengunjung dari tempat yang jauh untuk datang dan berdoa. Selama tiga hari warung makan, dan kios yang menawarkan berbagai makanan dan minuman menghias bagian depan dari Pura. Meskipun terdapat banyak orang dan kerumunan di sekitar Pura, suasana malam di tempat ini masih terasa mistis.

Pintu gerbang, tembok dan tempat suci, semuanya terbuat dari batu kapur, karena Pulau Nusa Penida sendiri mengandung sejumlah besar batu kapur. Tanah yang kering di bawah naungan pohon kamboja. Tetapi suasana mistis tetap terasa, seolah-olah menyelinap melalui hembusan angin.

Cerita tentang Ratu Gede Nusa yang ditakuti, telah mendarah daging hampir kepada setiap masyarakat Bali. Ratu Gede Nusa adalah pemimpin 500 wong samar (orang suci yang tidak dapat dilihat oleh mata normal) yang melindungi pulau tersebut. Beliau terkenal sebagai penyebar penyakit dan kejahatan, sumber ilmu hitam dan leyak. Beliau dikenal sebagai I Macaling, yang mana Macaling berasal dari kata caling yang berarti taring. Taring dianggap sebagai simbol roh jahat pada manusia.I Mecaling dan pasukannya memiliki kekuasaan atas segalanya di Pulau Nusa Penida. Ketika kerajaan Waturenggong mengirim jendral mereka sebanyak tiga kali, untuk menaklukkan pulau, dua dari mereka dibunuh oleh wong samar di bawah perintah I Macaling. Jendral yang ketiga datang dengan membawa senjata yang merupakan gigi naga Naga Basuki. Jendral tersebut akhirnya berhasil menaklukkan pulau tersebut, tapi tetap memperlakukan wong samar dan para pemimpin mereka dengan hormat, karena itu merupakan satu-satunya cara untuk mencegah menyebarnya penyakit di Pulau Nusa Penida.

Jika tempat ini diyakini penuh dengan kekuatan gelap, mengapa para pemedek terus berdatangan dan melakukan penghoramatan kepada Tuhan di Pura ini? Bagi masyarakat Bali kebaikan dan kejahatan sama-sama diperlukan. Pergi dan kunjungi, lihat bagaimana perasaan anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar