Kamis, 12 Juli 2012

Perang Pisang

Satu lagi tradisi unik yang kerap dilakukan sebagian masyarakat Bali khususnya yang tinggal di daerah Desa Tenganan Daud Tukad, yakni tradisi Perang Pisang. Sebagaimana diketahui bahwa Desa Tenganan merupakan desa tua di Bali yang disebut juga dengan Bali Aga.


Apa yang menarik dari upacara Perang Pisang ini? Perang Pisang ini dilakukan dalam rangka melakukan pemilihan ketua dan wakil ketua kelompok pemuda di desa ini. Tujuannya ialah untuk melakukan tes dan uji mental kepada para calon yang akan menjadi pemimpin desa setempat. Mereka harus lulus ujian dalam tradisi ini jika ingin “karier”-nya sebagai tokoh pemuda di Tenganan berjalan dengan mulus.

Prosesnya yakni ada sedikitnya 16 pemuda yang dipilih oleh Kelian adat sebagai lawan dalam perang melawan calon ketua dan wakil ketua oleh kelompok pemuda desa tersebut. Keseluruhan pemuda yang berjumlah 16 orang itu kemudian berkumpul disudut desa, ujung desa yang merupakan tempat mereka untuk mengganti pakaian. Baju mereka diganti dengan pakaian adat, kain kamben, dan penutup kepala yang disebut dengan udeng.

Pelaksanaan perang unik sendiri dilaksanakan berbarengan dengan Aci Katiga (upacara pada bulan ketiga dalam sistem penanggalan Tenganan). Sebelum perang dimulai, biasanya para pemuda akan terlebih dulu memetik buah pisang yang akan digunakan dalam berperang. Di ujung jalan yang berlawanan, berdiri dua pemuda yang akan menjadi lawan, mereka adalah calon ketua dan wakil ketua kelompok pemuda desa. Perang ini baru akan dianggap selesai kalau kedua calon pemimpin tersebut sudah memasuki pura yang menjadi terminal perjalanan mereka yang berperang.

Lokasi Pelaksanaan Tradisi
Upacara Perang pisang yang unik ini terjadi di Desa Tenganan Daud Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, yang jaraknya sekitar 60 km dari Denpasar, Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar