Senin, 18 Juni 2012

Goa Gajah

Goa Gajah, apa yang ada dipikiran Anda bila mendengar kata tersebut? Pasti banyak yang berfikir kalau goa ini dahulu terdapat banyak gajah.

 

Goa Gajah merupakan salah satu situs peninggalan sejarah di bumi nusantara. Goa Gajah lebih tepat disebut pura, namun karena berbentuk goa, maka dinamai Goa Gajah. Nama ini sesungguhnya berasal dari kata Lwa Gajah, sebuah kata yang muncul pada lontar Negarakertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M dan dibangun pada abad ke-11. Situs ini sempat tertimbun dengan tanah, sebelum ditemukan sekitar tahun 1923.

Pura Goa Gajah terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar. Jaraknya dari Denpasar Kurang lebih 26 Km, sangat mudah dicapai. Di sana ada kios-kios kesenian dan Rumah makan. Pura ini di lingkupi oleh persawahan dengan keindahan ngarai sungai Petanu, berada pada jalur wisata Denpasar - Tampaksiring - Danau Batur - Kintamani.

Memasuki objek wisata ini para pengunjung diwajibkan untuk mengenakan selendang yang telah tersedia didepan loket. Dilanjutkan dengan berjalan menapaki jalan turun yang berundak-undak menuju lokasi wisata. Goa Gajah sudah mulai terlihat keindahannya dari ketinggian, karena objek wisata ini terdapat di bawah. Setelah mendekat di depan goa, pengunjung bisa menikmati keindahan pahatan mulut goa dengan gaya khas Bali yang melambangkan hutan lebat dan makhluk hidup penghuninya. Peninggalan-peninggalan arkeologi berupa Tri Lingga yang dipercaya sebagai lambang kesuburan dan patung Ganesha sebagai symbol ilmu pengetahuan terdapat di goa yang berbentuk huruf T ini.

Selain itu, di sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Total patung ada tujuh, kini jumlahnya tinggal enam saja, satu patung menurut petugas dipindahkan ke lokasi lain, akibat gempa beberapa tahun yang lalu. Konon ketujuh pancuran ini sebagai perlambang tujuh sungai penting yang sangat dihormati di India. Tidak jauh dari tempat pemandian terlihat susunan batu padas yang merupakan serpihan atau puing-puing bangunan kuno yang belum teridentifikasi asal-usulnya serta bentuk bangunan aslinya.

Kompleks goa dan tempat pemandian berada di sebelah barat sungai Petanu. Sedangkan pada bagian sebelah timur dapat ditemukan goa alami dan jenis patung-patung Budha serta pahatan-pahatan batu tebing yang sebagian besar telah jatuh di pinggiran sungai yang juga akibat gempa bumi.

Tempat ini dahulu digunakan sebagai tempat pertapaan Bhiksu Budha dan Pendeta Siwa yang menandakan penyatuan ajaran agama Budhha dan Siwa yang berlangsung dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar