Usai melakukan persembahyangan, warga desa menyiapkan
‘amunisi’ untuk perang tipat bantal yang terdiri dari dua jenis makanan yang
disebut tipat dan bantal (sejenis ketupat). Ribuan tipat dan bantal ini merupakan
sumbangan dari seluruh warga Desa Adat Kapal.
Setelah semuanya siap, jalan raya yang ada di depan Pura Desa Adat Kapal ditutup selama 30 menit bagi seluruh kendaraan bermotor. Seluruh warga desa kemudian berkumpul di sepanjang jalan depan pura desa dan dibagi menjadi kelompok utara dan selatan.
Perang tipat bantal kemudian berlangsung dengan sengit selama kurang lebih 30 menit. Lemparan tipat dan bantal seringkali menyasar ke arah penonton dan juga fotografer yang meliput acara ini.
Meski banyak warga yang terkena lemparan tipat maupun bantal, namun tidak ada satu pun warga yang marah apalgi dendam. Setelah berlangsung selama 30 menit, perang tipat bantal pun berakhir. Warga desa yang tadinya saling lempar tipat dan bantal kemudian bersalam-salaman dalam suasana suka cita.
“Tradisi Aci Rah Pengangon atau perang tipat bantal ini sudah mulai dilakukan warga Desa Adat Kapal sejak tahun 1337. Lewat tradisi ini kami percaya Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan kesuburan bagi lahan pertanian di desa kami, sehingga warga terhindar dari paceklik panen,” jelas Anak Agung Darmayasa, Kelian Adat Desa Kapal.
Setelah semuanya siap, jalan raya yang ada di depan Pura Desa Adat Kapal ditutup selama 30 menit bagi seluruh kendaraan bermotor. Seluruh warga desa kemudian berkumpul di sepanjang jalan depan pura desa dan dibagi menjadi kelompok utara dan selatan.
Perang tipat bantal kemudian berlangsung dengan sengit selama kurang lebih 30 menit. Lemparan tipat dan bantal seringkali menyasar ke arah penonton dan juga fotografer yang meliput acara ini.
Meski banyak warga yang terkena lemparan tipat maupun bantal, namun tidak ada satu pun warga yang marah apalgi dendam. Setelah berlangsung selama 30 menit, perang tipat bantal pun berakhir. Warga desa yang tadinya saling lempar tipat dan bantal kemudian bersalam-salaman dalam suasana suka cita.
“Tradisi Aci Rah Pengangon atau perang tipat bantal ini sudah mulai dilakukan warga Desa Adat Kapal sejak tahun 1337. Lewat tradisi ini kami percaya Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa akan menganugrahkan kesuburan bagi lahan pertanian di desa kami, sehingga warga terhindar dari paceklik panen,” jelas Anak Agung Darmayasa, Kelian Adat Desa Kapal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar