Bali memang selain tempatnya yang sangat indah, juga kaya akan berbagai
peninggalan adat-istiadat dan tradisinya. Megoak-Goakan adalah salah stau bukti
kekayaan budaya dan tradisi di Bali yang masih dipertahankan kelestariannya
sampai saat ini. Megoak-Goakan merupakan tarian tradisional rakyat khususnya
khas Desa Panji yang biasanya dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi tiba.
Kenapa Megoak-Goakan? Nama Megoak-Goakan sendiri diambil dari nama Burung
Gagak (Goak yang gagah) yang terilhami ketika melihat burung ini tengah
mengincar mangsanya. Kegiatan Megoak-Goakan sendiri merupakan pementasan ulang
dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti yang dikenal sebagai Pahlawan
Buleleng Bali ketika menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur.
Secara turun-temurun Megoak-Goakan konsisten terus dilaksanakan dan dijaga
kelestariannya sampai kini. Ketika merayakan acara Megoak-Goakan ini suasana
kekeluargaan dan kegembiraan warga yang merayakannya akan sangat terasa sekali.
Meskipun tak jarang para peserta yang melakukannya harus jungkir-balik karena
memang arena yang dipakainya miring, namun sama sekali tak mengendurkan semangat
dan antusiasme warga yang mengikutinya.
Bagi warga yang sudah ikut, bisa langsung pulang atau menonton rekannya
bermain. Dalam permainan tradisi kolot ini, satu regu terdiri dari 11 peserta
yang melawan kelompok yang lainnya dengan jumlah yang sama. Supaya tertib, maka
dalam arena permainan diatur oleh pecalang. Disebutkan filosofi permainan ini,
sebagai wujud purusa pradana (laki-laki melawan perempuan). Disebutkan, dalam
satu kelompok goak terdiri dari sebelas orang. Sementara penentuan kemenangan
adalah kelompok Goak-goakan yang pertama kali mampu menangkap ekor (orang
paling belakang) dalam kelompok lawannya. Maka dialah pemenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar