Desa tenganan mempunyai luas area sekitar 1.500 hektar,
ketika tempat wisata – wisata yang lain dibali berkembang pesat seperti Pantai
Kuta, Pantai Amed, yang sangat meriah dengan kehadiran Hotel, Pantai, Café, dan
kehidupan malamnya.
Untuk memasuki desa Tenganan sangatlah unik, sebelum masuk ke area Desa Tenganan. Kita akan melalui sebuah loket, disitu kita tidak diharuskan membayar. Memang karena tidak ada tiket/karcis yang dijual, tapi kita memberikan sumbangan sukarela berapa saja seikhlas kita ke petugas dibangunan kayu yang semipermanen, sebelum masuk wisatawan harus melalui gerbang yang cukup sempit yang hanya cukup dilewati oleh satu orang. Penghasilan penduduk Desa Tenganan juga tidak jelas berapa pendapatannya, karena disana masih menggunakan sistem barter diantara warganya.disana banyak tanaman, sawah, kerbau yang bebas berkeliaran dipekarangan mereka.
Untuk mendongkrak potensi wisata mereka, Penduduk Desa Tenganan banyak yang menjual hasil kerajinan tangannya ke turis. Artshop juga dapat kita lihat begitu kaki kita melangkah kepintu masuk, mereka menjual banyak kerajinan. Seperti Anyaman bambu, ukir-ukiran, lukisan mini yang diukir diatas daun lontar yang sudah dibakar, dan yang paling terkenal adalah kain geringsing. Kain ini sangatlah unik karena dengan sekilas memandang kita dapat langsung mengetahui kalau kain tersebut memang buatan tangan.
Kain ini termasuk mahal, dan hanya
diproduksi di desa tenganan saja. Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu yang
cukup lama, karena karena warna – warna yang terdapat dikain gringsing ini
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memerlukan perlakuan khusus. Walaupun banyak
wisatawan yang semakin lama semakin banyak untuk datang didesa ini, namun
sayang belanja suvenir mereka masih kurang. Ungkap I Made pelukis lukisan mini
diatas daun lontar.
Berada di desa ini kita merasakan
suasana yang aman dan damai, para penduduk desanya yang sangat ramah dan
bersahabat. Kita dapat berkeliling areal desa tersebut dan menyaksikan
aktivitas mereka sehari hari. Saat yang paling tepat kita berada disana pada
saat sore hari, karena pada sore hari biasanya mereka penduduk desa Tenganan
sudah melakukan aktivitasnya. Dan berkumpul didepan rumahnya masing-masing, dan
tak ayal mereka keluar dan berkumpul bersama para penduduk yang lain. Dan pada
saat ini kita dapat menyaksikan dan melihat tingkah laku dan adat budaya
tradisional mereka yang amat kental. Maka pantaslah jika mereka disebut dengan
sebutan BaliAga(bali Asli).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar