Mendengar kata “Gunung Kawi” barangkali ingatan kita akan melayang ke sebuah
gunung cukup kesohor di Jawa Timur yang sering dijadikan tempat pesugihan untuk
mencari kekayaan. Iya, Gunung Kawi yang terletak di dekat Gunung Butak tersebut
terkenal sampai ke seantero negeri ini. Namun, bukan Gunung Kawi itu yang
dimaksud melainkan Candi Gunung Kawi yang terletak di Tampaksiring, Bali.
Siapa yang tak mengenal Bali, kota sejuta wisata dan merupakan sumbernya
keindahan yang sangat terkenal sampai ke mancanegara. Candi Gunung Kawi
merupakan bukti bahwa keindahan Bali tak hanya terletak pada alamnya yang
menawan dan asri, namun pada peninggalan sejarahnya yang juga kental. Adalah
Candi Gunung Kawi inilah yang bisa dijadikan lokasi wisata sejarah yang layak
untuk dikunjungi.
Makna Etimologi
Tak ada yang tahu pasti mengenai asal mula kata “Gunung Kawi”. Namun,
berdasarkan tinjauan etimologi, Gunung Kawi berasal dari dua gabungan kata
yakni “Gunung” dan “Kawi”. Gunung berarti daerah yang berumpak-umpak dan
memiliki puncak diatasnya (pegunungan), dan Kawi bermakna pahatan. Maka, maksud
dari kata “Gunung Kawi” adalah pahatan-pahatan yang terdapat di pegunungan atau
padas pahatan.
Candi Gunung Kawi merupakan peninggalan sejarah abad ke-11 dimana di
kompleks candi tersebut terdapat pemakaman keluarga raja, permaisuri dan
keturunannya yang pernah memerintah di wilayah Bali. Raja Udayana merupakan
yang paling terkenal di Bali dan berasal dari Dinasti Warmadewa. Beliau menikah
dengan seorang puteri raja dari Kerajaan Kediri bernama Gunapriya Dharma Patni,
yang kemudian dikaruniai dua orang anak yaitu Erlangga dan Anak Wungsu.
Setelah Raja Udayana turun tahta, Anak Wungsu pun tampil menggantikan
ayahnya yang terjadi antara tahun 1049-1077. Setelah meninggal, abu jenazahnya
kemudian disimpan dalam salah satu candi di sekitar kompleks Candi Gunung Kawi.
Makanya tak heran kalau candi ini sangat dijaga kelestariannya karena menyimpan
nilai sejarah dan seni yang tak terhitung harganya.
Bangunan Sekitar Candi
Tepat di sebelah tenggara kompleks candi ini terdapat sebuah wihara yang
dijadikan sebagai tempat tinggal pendeta Budha atau Bhiku. Peninggalan candi
dan wihara ini bisa ditafsirkan sebagai penghargaan atas keragaman agama dan
budaya yang sudah ada di Bali sejak dahulu kala. Sehingga dengan berkunjung ke
Candi Gunung Kawi kita dapat belajar mengenai sejarah, kebudayaan, dan
sekaligus menikmati keindahan alam di sekitar kompleks candi yang dijamin
menawan.
Jalan ke Candi Gunung Kawi
Kompleks candi ini termasuk objek wisata yang sangat strategis karena
lokasinya yang tak seberapa jauh dari Kota Denpasar. Dari Kota Denpasar, Anda
bisa berkendaraan sekitar 40 km jauhnya menuju ke Tampaksiring yang terletak di
Kabupaten Gianyar, Bali, yang merupakan lokasi Candi Gunung Kawi. Kompleks
candi sendiri sudah bisa dilihat dan dinikmati setelah melewati gapura dan 315
anak tangga di pinggir Sungai Pakerisan yang terletak di candi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar