Legong Keraton adalah sebuah tarian klasik Bali yang
memiliki pembendaharaan gerak yang sangat komplek dan diikat oleh strktur tabuh
pengiring yang konon mendapat pengaruh dari Tari Gambuh. Kata Legong Keraton
terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Kata legong diduga berasal dari
kata “leg” yang berarti gerak tari yang luwes. Lemah gemulai. Sementara “gong”
berarti gambelan. “leg” dan “gong” digabung menjadi legong yang mengandung arti
gerakan yang diikat, terutama aksentuasinya oleh gamelan yang mengiringinya.
Pada mulanya legong berasal dari Tari Sang Hyang yang
merupakan tari improvisasi dan kemudian gerak-gerak improvisasi itu ditata,
dikomposisikan menurut pola atau struktur dari pegambuhan (gamelan).
Gerakan-gerakan tari yang membangun Tari Kraton ini disesuaikan dengan gamelan
sehingga tari ini menjadi tarian yang indah, dinamis dan abstrak. Gamelan yang
dipakai mengiringi tari ini dalam seni pertunjukan kemasan baru adalah gamelan
gong kebyar.
Keberadaan Legong Keraton sebagai seni tradisi perlu
dipahami dan dipertimbangkan dengan menggunakan cara pandang hidup masa kini
sehingga dapat menjadi kekayaan budaya yang berguna bagi masyarakatnya. Hal ini
selain akan memberi ruang gerak bagi tumbuhnya kesenian baru, juga berarti
generasi penerus tidak harus mengikuti atau menerima begitu saja segala sesuatu
yang pernah dicapai pendahulunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar