Pura Tanah Lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri
Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pure Tanah Lot
terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing
ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan
(melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat
matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari
untuk melihat keindahan sunset di sini.
Selasa, 12 Juni 2012
Pura Tanah Lot
Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang
Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga
laut. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas
bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura
Uluwatu.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang
mengembara dari Jawa.
Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali
akan ajaran Hindu
dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada
abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap
beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang
Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah
Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan
kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut)
dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga
pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk
jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna
hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra.
Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi
pengikut Danghyang Nirartha.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar