Terdapat Pura menarik dibangun di pulau batu kapur kering Nusa
Penida. Keberadaan Pura ini memiliki korelasi kuat dengan cerita pulau
berhantu. Pura yang berada di sisi pantai di sebelah utara jalan utama
dan 50 meter dari tepi laut, yang disebut Pura Dalem Ped.
Banyak pengunjung datang dari Pulau Bali untuk berdoa kepada
Tuhan dan Bathara yang diyakini berstana di Pura ini, kegiatan ini
berlangsung hampir setiap hari terutama pada bulan purnama atau bulan
baru, terdapat beberapa hari yang khusus yaitu Odalan di Pura Dalem Ped.
Odalan adalah hari untuk merayakan hari dibangunnya sebuah bangunan
suci yang terjadi setiap 210 hari sekali sesuai dengan kalender Bali.
Odalan di Pura Dalem Ped biasanya diadakan selama tiga hari
untuk memberikan waktu yang cukup bagi pengunjung dari tempat yang jauh
untuk datang dan berdoa. Selama tiga hari warung makan, dan kios yang
menawarkan berbagai makanan dan minuman menghias bagian depan dari Pura.
Meskipun terdapat banyak orang dan kerumunan di sekitar Pura, suasana
malam di tempat ini masih terasa mistis.
Pintu gerbang, tembok dan tempat suci, semuanya terbuat dari
batu kapur, karena Pulau Nusa Penida sendiri mengandung sejumlah besar
batu kapur. Tanah yang kering di bawah naungan pohon kamboja. Tetapi
suasana mistis tetap terasa, seolah-olah menyelinap melalui hembusan
angin.
Cerita tentang Ratu Gede Nusa yang ditakuti, telah mendarah
daging hampir kepada setiap masyarakat Bali. Ratu Gede Nusa adalah
pemimpin 500 wong samar (orang suci yang tidak dapat dilihat oleh mata
normal) yang melindungi pulau tersebut. Beliau terkenal sebagai penyebar
penyakit dan kejahatan, sumber ilmu hitam dan leyak. Beliau dikenal
sebagai I Macaling, yang mana Macaling berasal dari kata caling yang
berarti taring. Taring dianggap sebagai simbol roh jahat pada manusia.I
Mecaling dan pasukannya memiliki kekuasaan atas segalanya di Pulau Nusa
Penida. Ketika kerajaan Waturenggong mengirim jendral mereka sebanyak
tiga kali, untuk menaklukkan pulau, dua dari mereka dibunuh oleh wong
samar di bawah perintah I Macaling. Jendral yang ketiga datang dengan
membawa senjata yang merupakan gigi naga Naga Basuki. Jendral tersebut
akhirnya berhasil menaklukkan pulau tersebut, tapi tetap memperlakukan
wong samar dan para pemimpin mereka dengan hormat, karena itu merupakan
satu-satunya cara untuk mencegah menyebarnya penyakit di Pulau Nusa
Penida.
Jika tempat ini diyakini penuh dengan kekuatan gelap, mengapa
para pemedek terus berdatangan dan melakukan penghoramatan kepada Tuhan
di Pura ini? Bagi masyarakat Bali kebaikan dan kejahatan sama-sama
diperlukan. Pergi dan kunjungi, lihat bagaimana perasaan anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar