Goa Gajah, apa yang ada dipikiran Anda bila mendengar kata tersebut?
Pasti banyak yang berfikir kalau goa ini dahulu terdapat banyak gajah.
Goa Gajah merupakan salah satu situs peninggalan sejarah di bumi
nusantara. Goa Gajah lebih tepat disebut pura, namun karena berbentuk
goa, maka dinamai Goa Gajah. Nama ini sesungguhnya berasal dari kata Lwa
Gajah, sebuah kata yang muncul pada lontar Negarakertagama yang disusun
oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M dan dibangun pada abad ke-11. Situs
ini sempat tertimbun dengan tanah, sebelum ditemukan sekitar tahun
1923.
Pura Goa Gajah terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Daerah Tingkat II Gianyar. Jaraknya dari Denpasar Kurang lebih 26 Km,
sangat mudah dicapai. Di sana ada kios-kios kesenian dan Rumah makan.
Pura ini di lingkupi oleh persawahan dengan keindahan ngarai sungai
Petanu, berada pada jalur wisata Denpasar - Tampaksiring - Danau Batur -
Kintamani.
Memasuki objek wisata ini para pengunjung diwajibkan untuk mengenakan
selendang yang telah tersedia didepan loket. Dilanjutkan dengan
berjalan menapaki jalan turun yang berundak-undak menuju lokasi wisata.
Goa Gajah sudah mulai terlihat keindahannya dari ketinggian, karena
objek wisata ini terdapat di bawah. Setelah mendekat di depan goa,
pengunjung bisa menikmati keindahan pahatan mulut goa dengan gaya khas
Bali yang melambangkan hutan lebat dan makhluk hidup penghuninya.
Peninggalan-peninggalan arkeologi berupa Tri Lingga yang dipercaya
sebagai lambang kesuburan dan patung Ganesha sebagai symbol ilmu
pengetahuan terdapat di goa yang berbentuk huruf T ini.
Selain itu, di sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh
patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Total patung
ada tujuh, kini jumlahnya tinggal enam saja, satu patung menurut petugas
dipindahkan ke lokasi lain, akibat gempa beberapa tahun yang lalu.
Konon ketujuh pancuran ini sebagai perlambang tujuh sungai penting yang
sangat dihormati di India. Tidak jauh dari tempat pemandian terlihat
susunan batu padas yang merupakan serpihan atau puing-puing bangunan
kuno yang belum teridentifikasi asal-usulnya serta bentuk bangunan
aslinya.
Kompleks goa dan tempat pemandian berada di sebelah barat sungai
Petanu. Sedangkan pada bagian sebelah timur dapat ditemukan goa alami
dan jenis patung-patung Budha serta pahatan-pahatan batu tebing yang
sebagian besar telah jatuh di pinggiran sungai yang juga akibat gempa
bumi.
Tempat ini dahulu digunakan sebagai tempat pertapaan Bhiksu Budha dan
Pendeta Siwa yang menandakan penyatuan ajaran agama Budhha dan Siwa
yang berlangsung dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar